Tasyabuh/mengikuti KAFIR & Musyrik
Ingin rasanya selalu menunjukkan rasa sayang kita kepada orang-orang yang kita Cintai, selalu mengingatnya di setiap tahun, yang bahkan seharusnya di setiap menit, hari, bulan dan pastinya disetiap sujud Kita dikala menghadap keharibaan-Nya.Namun sayang Rasa Cinta yang kita perlihatkan terkadang harus bertentangan dengan Ketentuan Allah dan Rasul-Nya seperti halnya Ulang Tahun yang ternyata bertentangan dengan Aqidah kita sebagai seorang Muslim. inilah beberapa alasan mengapa Muslim Haram merayakan Ulang tahun :
1. Ulang Tahun adalah Salah satu bentuk Ibadah kaum nasrani dan Yahudi salah satu contohnya adalah NATAL yang seperti kita ketahui itu adalah Ibadah kaum nasrani dalam memperingati hari kelahiran Yesus Kristus,
dan Rasulullah pernah Bersabda "Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum itu." (H.R Abu Daud).
Jadi Jika melihat Konteks Hadit's diatas maka jelas bagi yang merayakan Ulang Tahun maka Rasulullah menegaskan bahwa mereka adalah bagian dari kaum nasrani dan yahudi.
2. Salah satu cara kaum Nasrani dan Yahudi untuk menghancurkan Aqidah Umat Islam adalah menyamarkan suatu Ibadah mereka sehingga kita mengikutinya {TASYABUH} tanpa kita sadari salah satunya adalah Ulang Tahun. hal ini di tegaskan dalam sebuah keterangan yang Berbunyi ;
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?”[4 HR. Muslim no. 2669]
3. Sampai Qiamat kaum nasrani dan Yahudi akan terus merongrong Umat Islam dengan berbagai cara agar kita semakin jauh dari Agama kita. dan Allah telah menegaskan itu dalam Al Qur'an
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.." (al Baqarah 120)
4. Jangan sampai Allah melepas kita karena kita tidak mengikuti petunjuk yang telah jelas haram halalnya karena jika kita masih memungkiri kebenaran yang telah jelas benar nya maka Allah tidak akan pernah menjadi pelindung kita lagi.
قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu" (Al-Baqarah: 120)
Jadi masihkan kita memungkiri bahwa Ulang tahun itu Boleh bahkan mungkin di anjurkan sedangkan telah jelas Allah dan Rasul-Nya melarang kita untuk mengikuti jejak kaum nasrani dan yahudi yang akan membawa kita kepada kebinasaan dan Azab Allah Subhanahu wa ta'ala. Maka ketika kita yakin Bahwa itu adalah Ibadah mereka dan kita pun mempunyai Cara Ibadah yang sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya maka katakanlah
"Bagiku Agamaku dan bagimu Agamamu
Apa pendapat anda tentang tulisan ultah di bawah ini ?
ULANG TAHUN KAITANNYA DENGAN IBADAH AGAMA LAIN DAN ASAL USUL KUE ULANG TAHUN
Ummu Adam Zakariya
Ulang Tahun tidak ada kaitannya dengan ibadah (agama lain) ?
Jawab :
Siapa bilang kalau Ulang Tahun Tidak ada Kaitannya Dengan Perkara Ibadah ?
Silahkan baca :
1. Ternyata ulang tahun ada di dalam INJIL MATIUS 14 : 6 dan INJIL MARKUS 6 : 21
Orang Nasrani yang pertama kali mengadakan pesta ulang tahun adalah orang Nasrani Romawi. Beberapa batang lilin dinyalakan sesuai dengan usia orang yang berulang tahun. Sebuah kue ulang tahun dibuatnya dan dalam pesta itu, kue besar dipotong dan lilinpun ditiup.
Janganlah kita ikut-ikutan, karena tidak mengerti tentang sesuatu perkara. Latah ikut-ikutan memperingati Ulang Tahun, tanpa mengerti darimana asal perayaan tersebut.
Penjelasan Nabi tentang sebagian umatnya yang akan meninggalkan tuntunan beliau dan lebih memilih tuntunan dan cara hidup di luar Islam. Termasuk juga diantaranya adalah peringatan perayaan ULTAH, meskipun ditutupi dengan label SYUKURAN, SELAMATAN atau ucapan Selamat MILAD atau 'Met MILAD...SEAKAN-AKAN KELIHATAN LEBIH ISLAMI.
2. Sejarah Dan Asal Usul Kue Ulang Tahun
Sejarah Kue Ulang Tahun dapat ditelusuri kembali ke Yunani kuno yang membuat kue madu bulat atau berbentuk bulan atau roti dan membawanya ke kuil Artemis-Dewi Bulan. Beberapa ahli, bagaimanapun, percaya bahwa tradisi kue ulang tahun dimulai di Jerman pada Abad Pertengahan. Adonan roti manis diberi bentuk bayi Yesus di kain lampin dan digunakan untuk memperingati hari ulang tahunnya. Ini kue ulang tahun khusus kemudian muncul kembali di Jerman sebagai Kinderfest atau perayaan ulang tahun seorang anak muda.
Pada jaman dulu, kue Ulang Tahun kebanyakan bentuknya bundar. Para ahli mengaitkan keyakinan agama dan dorongan teknis untuk hal yang sama. Yunani ditawarkan kue bentuk bulat dengan Dewi Bulan - Artemis karena menandakan bulan. Mereka bahkan ditempatkan lilin pada kue untuk membuat kue bersinar seperti bulan.
3. (Hukum) Perayaan Hari Ulang Tahun
Oleh : Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Allah tidak mensyari'atkan perayaan hari kelahiran, tidak untuk kelahiran Nabi dan tidak pula untuk yang lainnya. Bahkan dalil-dalil syar'i dari Al-Kitab dan As-Sunnah menunjukkan bahwa perayaan-perayaan hari kelahiran merupakan bid'ah dalam agama dan termasuk tasyabbuh (menyerupai) musuh-musuh Allah dari kalangan Yahudi, Nashrani dan lainnya. Maka yang wajib atas para pemeluk Islam untuk meninggalkannya, mewaspadainya, mengingkarinya terhadap yang melakukannya dan tidak menyebarkan atau menyiarkan apa-apa yang dapat mendorong pelaksanaannya atau mengesankan pembolehannya..., berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah hadits shahih.
"Barangsiapa membuat sesuatu yang baru dalam urusan kami (dalam Islam) yang tidak terdapat (tuntunan) padanya, maka ia tertolak."
[Muttafaq ‘Alaih: Al-Bukhari dalam Ash-Shulh (2697). Muslim dalam Al-Aqdhiyah (1718).]
Sumber:
facebook dari link:
Hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com
No comments:
Post a Comment